Catatan Harian 18 September 2010




Mataku ada sepasang, saat ini, mereka menuntutku untuk segera beranjak tidur. Ya, sebenarnya sedari pagi, banyak waktu kuhabiskan dengan tidur. Akan tetapi, tetap saja, 'ku 'tak kuat untuk 'tak tidur semalaman. Huft, tadi pagi masih di Bekasi Timur, menemani Ayahanda sepekan lamanya. Yang kuingat, setidaknya, aku mengisi hidupku dengan cukup sia-sia. Ya, menurutku sih, sia-sia, sebab 'tak ada hal yang layak dibanggakan. Sepekan itu, aku diajari mengemudi L300 dan Truk. Oleh sebab, diriku 'tak serius, tentu saja, aku hanya bisa sampai taraf "sekedarnya" dalam mengemudi kedua kendaraan itu. Terkadang, diiringi umpatan dalam hati, betapa sulitnya, mengendalikan roda empat itu, Ya! Bayangkan saja, pikiranmu mau 'tak mau harus dibagi ke begitu banyak bagian - bagian penting dalam mobil saat kau mengendarainya. Entah itu spion, gigi porsneling, kopling, gas, rem, setir. Hwarakadah! semuanya harus singkrun, kalau tidak, bisa celaka semua. Dan yang paling penting di antara yang penting, jangan sampai tertukar antara rem dengan gas. Sampai kini, aku tak mampu memindah ke gigi tiga, yang bisa kulakukan hanya seputar porsneling satu, dua dan mundur saja. Sementara adikku, yang baru datang dua-tiga hari sebelum hari ini, performa-nya lebih bagus daripada diriku. Bah, dia memang berbakat.

Sepekan pula, perut ini hanya diisi dengan olahan ayam, resep yang sama, bumbu yang 'tak berbeda, dan cara masak yang serupa. Bagaimana tidak, sepekan itu, warung makan semuanya tutup, Untung tempat ayahku bekerja, gudang ayam, untung kami punya persediaan bumbu dasar, untung punya magicjar yang konon sangat cocok untuk menggenapi peribahasa tiada rotan akarpun jadi, ya, sebenarnya ada kompor gas dan gasnya, tapi karena lebih takut mati daripada ngga makan, jadi, kami memutuskan memasak menggunakan magicjar itu. alhasil, dengan reka daya, jadilah semur ayam sebagai pengisi perut tujuh hari lamanya.

Tujuh kali dua puluh empat jam itu pula, diriku membantu Ayahanda, merasakan betapa susahnya mengolah keringat menjadi uang. Ya, payah sekali, dalam hati, aku mengumpat, mengapa dulu si Hawa mau - maunya makan Kuldi keparat itu. Coba kalau tidak, kita 'tak perlu keluar dari nirwana, sebab segalanya penuh dan genap. Tenaga yang ada, harus dipaksa mengangkut 2,5 ton ayam. Yang kutahu, upahnya berat sebelah. tak ada pertimbangan otak mengenai resiko yang ditimpa pekerja dengan banting tulang seperti itu. Kasihan mereka, aku yang sekedarnya membantu saja, sudah menyerah kalah. Apalagi mereka yang penuh konsentrasi untuk sesuap nasi bagi keluarga mereka pada hari ini. Ya, harus diakui, hidup itu menderita. Padahal, aku 'tak tahu, apakah dulu, waktu hendak dicipakan, aku memintanya atau tidak.



Seratus enam puluh delapan jam, diriku merinding pula dengan bumbu-bumbu kehororan gudang ayam itu, bahkan, kencing pun, lebih baik kutahan sampai pagi daripada bertemu muka dengan m'bak endhara, konon sepasang suami istri dari holandia yang terbunuh saat peristiwa g30spki di situ. fiuh, sudah berlalu, hantu ini suka sekali menyalakan televisi, ac dan memutar-mutar bangku Ayahanda pada malam hari saat kantor sudah tutup. Bahkan, tak segan-segan unjuk muka ke beberapa pegawai. Hiiiiiiiii, menakutkan. Untungnya, aku belum ketemu, kalau ketemu, mungkin kaku di tempat saya itu.

Tapi itu berlalu, sebab Ayahanda dan Adinda sore ini pulang ke Lampung, maka dari itu, siangnya, diriku ngacir ke Bogor duluan. Aku tak suka perpisahan, sebab perpisahan memunculkan nuansa "melow" yang mengganggu. Sesampainya di Bogor, aku pindah kamar dari nomor 23 (sesuai tanggal lahirku) ke nomor 27 (kalau dijumlah jadi 9, konon angka keramat). aku pindah ke kamar ini karena lebih dekat dengan pintu keluar kost, jadi kalau ada apa-apa, ya cepet tertolongnya. Selain itu, terjangkau akses wifi, sehingga bisa online sesuka udelku.
Kamar akibat pindahan belum sempat kurapikan, Ya itu tadi, malas, penyakit yang seharusnya jadi penyakit nomor satu di dunia karena menjangkiti semua manusia. Yah, harus kuakui, mataku benar-benar sudah sangat semangat mengantarku pergi, ke dunia mimpi. Hoahm, sekian.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar